tentang diatas jam sembilan malam
Memori dikepalaku ini seperti kaset yang sangat panjang durasinya, jutaan kenangan berdesakan didalamnya.
Tak jarang menjadi kusut kala kenangan lama kembali kepermukaan, namun juga membuat terpupuk saat kenangan lama lebih banyak teringat disaat saat menyedihkan.
Seringnya saat malam menjemput ingatan menyedihkan dan rasa sesal entah karena kegagalan atau kecerobohan masa lalu membuat overthinking semakin menggerogoti kepala.
Tidur diatas jam sembilan malam menjadi hal yang bahaya dilakukan, karena kesunyian turut menggunakan sedih dan luka menjadi teman, senang menjahili hati dan pikiran hingga berakhir dengan menangis sendiri karena hal-hal yang normal nya sudah bisa di terima.
Anehnya, kepala ini lebih suka memutar kembali hal-hal menyedihkan daripada yang menyenangkan. Apa ini karena kita lebih sering meratap dari pada bersyukur?
Memang tidak dipungkiri semakin dewasa diri ini, semakin menerima banyak informasi, semakin tahu bahwa dunia sering kali kejam itu membuat diri menyesali mengapa menggunakan waktu dengan tidak baik, mengapa tidak mengerjakan hal benar sedari dulu saja.
Tapi ya mau bagaimana lagi, dulu kita tidak tahu. Saat kita tahu sekarang seharusnya alih-alih termenung hingga menangis sendiri bisa kan kita segera bangkit dan belajar menata jalan supaya kenangan kita akan hari ini dimasa depan tidak menjadi penyesalan lainnya.
Sesekali biarkan dirimu hanyut dalam keheningan tidak apa-apa jika untuk refleksi diri, tapi tidak jika untuk meratap setiap saat. Itu hanya akan membuat terpuruk, ayolah hal-hal menyedihkan dan menyenangkan akan datang silih berganti.
Sebelum jam sembilan malam nanti, jika sudah selesai semua urusan mu, biarkan kepala dan semua memori yang ada itu istirahat. Malam ini tidak perlu kau putar lagi kaset kusut itu dan menangis dipojokkan kamar itu. Kau memang akan tetap menyesali banyak hal, dengan tidur dibawah jam sembilan atau tidak.
Tapi bagaimana kalau kita ganti jam merenung di sepertiga malam, alih-alih menyesal, coba untuk bersyukur. Kita kan jarang bersyukur dengan apa yang telah berhasil diraih sekarang? Lebih sering meratapinya seolah itu adalah kesalahan bukan kebanggaan? Ayo ubah cara kita merenung dan apa yang kita renungkan. Jangan biarkan overthinking memukulmu jatuh terus menerus.
Diriku, kau sudah berusaha cukup baik sampai sekarang. Jika masih belum baik artinya kau belum mampu, coba lagi nanti setelah mensyukuri yang sekarang, menyesali tidaklah merubah apapun. Bagaimanapun kau menangis berguling kesana kemari tidak akan pernah berubah. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah tidak mengulangi entah kesalahan atau kebodohan mungkin juga kebanyakan bicara yang kau lakukan dulu...
Selamat pagi, selamat menjadi pribadi yang lebih baik dan jangan lupa bersyukur.
Komentar
Posting Komentar