Menjadi Perfeksionis


Ketidaksempurnaan adalah yang pasti dimiliki setiap manusia. Tapi tahu apa yang menyebalkan?, kecewa karena ketidaksempurnaan itu.

Bukan, ini bukan membicarakan  fisik melainkan aksi. Maksudnya aksi disini adalah perencanaan, pelaksanaan dan segala sesuatu yang merujuk pada suatu hasil. Ini yang disebut Sikap perfeksionis. Jika dilihat-lihat nampaknya Cukup menyusahkan. Ada satu dua hal dari hari hari yang berjalan diluar dari perencanaan.

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang perfeksionis? Atau mungkin Anda sendiri adalah seorang perfeksionis? Orang yang perfeksionis itu seringkali sangat menyukai kerapian dan keteraturan dalam segela. Maka dari itu, tak jarang mereka selalu mencegah dirinya membuat kesalahan (kebutuhan untuk menjadi sempurna). Misalnya, ketika membuat laporan dan mereka melihat terdapat kesalahan pengetikan (typo), maka mereka pasti akan melakukan print ulang laporan tersebut agar tidak terdapat kesalahan dan hasilnya rapi. Sifat ini seringkali membuat mereka menunda pekerjaan dan lama dalam menyelesaikannya.

Sebenarnya, Apa itu Perfeksionis?

Menurut Jennifer Kromberg, seorang psikolog dan terapis, perfeksionis adalah dorongan yang terus-menerus dalam diri seseorang untuk memiliki segala sesuatu yang berjalan dengan sempurna, misalnya dalam hal akademik dan kehidupan sehari-hari.

Ini loh, 5 Karakteristiknya!

1. Anda orang yang sangat kompetitif hampir dalam semua hal.
2. Kebanggaan yang Anda rasakan bersifat sementara, maka Anda perlu terus melakukan usaha yang lebih lagi dalam bekerja.
3. Anda yakin jika hasil kerja Anda sempurna, maka akan menghasilkan kedamaian dan ketenangan dalam diri (fokus pada hasil, bukan proses).

4. Ketika Anda tidak melakukan sesuatu dengan sempurna, itu artinya Anda gagal (berpikir hitam-putih; benar-salah; berhasil-gagal).
5. Anda meyakini bahwa orang akan menghargai dan mengagumi Anda hanya jika Anda berhasil mencapai hasil tertinggi/sempurna dalam suatu tugas/pekerjaan.
Perfeksionis itu Baik atau Buruk, ya?

Di satu sisi, menjadi perfeksionis itu merupakan sesuatu yang baik karena dapat menghasilkan kualitas tugas yang sempurna. Akan tetapi, individu yang perfeksionis seringkali mengalami berbagai permasalahan secara psikologis.

Misalnya, ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap rekan kerja yang harus sama sempurna nya dengan kita terkadang membuat mereka merasa tertekan, sedangkan dirinya seringkali merasa kecewa dan marah. Dalam lingkungan pertemanan pun mereka seringkali menjadi kompetitif dan kaku.

Kebutuhan untuk selalu sempurna ini juga seringkali menyebabkan mereka merasa cemas dan lelah sepanjang waktu karena selalu merasa bahwa pekerjaan mereka belum sempurna. Jika mereka tidak berhasil mencapai standar diri yang tinggi/sempurna tersebut, maka mereka akan menjadi kecewa terhadap diri sendiri.

Sebuah penelitian oleh Hewitt dan Flett mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara perfeksionis dan masalah kesehatan mental, yaitu depresi dan gangguan makan seperti anorexia nervosa dan bulimia.

Adapun cara mengatasi nya yg di himpun dari pijarspikologi.com yaitu dengan cara :
Berpikir lebih realistik:
“Tidak ada orang yang sempurna”; “Saya sudah melakukan hal terbaik yang saya bisa”; “Membuat kesalahan bukan berarti saya bodoh atau gagal”.
Berpikir dari perspektif orang lain:
“Tidak meraih nilai A pada mata kuliah ini merupakan hal yang wajar bagi orang lain karena mata kuliah ini memang dikenal sangat sulit”.
Lihat secara gambaran besar:
“Apakah hal ini sangat berpengaruh?”; “Apa kemungkinan terburuk yang dapat terjadi?”; “Jika hal terburuk tersebut terjadi, apakah saya masih dapat melaluinya?”

“Don’t waste time on perfection. Good enough is good enough.
"Perfection is the enemy of progress.”
— Winston Churchill

Jadi pada kesimpulan nya diriku, tolong ingat lagi. Manusia hanya bisa berencana Alloh yang memutuskan. Jika ternyata apa yang kau rencanakan tidak berjalan sesuai rencana ya berarti rencanamu belum cukup baik menurut yang Maha Mengetahui.

Lagian ini ya, siapa kamu sih sok tau banget kalo rencanamu itu adalah yang terbaik untuk kedepannya sampe galau-galau karena itu tidak berjalan dengan baik. Padahal satu jam dari sekarang aja kamu ngga tau kan apa yang terjadi pada diri kamu sendiri?

Diriku, ketidak sempurnaan adalah hal yang pasti dimiliki manusia dan bukankan sudah kau katakan pula bahwa setiap hidup tidak berpusat padamu melainkan pada masing-masing individunya. Boleh jadi rencana mu yang gagal itu terdapat kebaikan untuk orang lain didalamnya.

Baiknya kamu mulai menyusun rencana bukan untuk menyempurnakan diri sendiri melainkan berusaha untuk ikut andil dalam kebaikan untuk khalayak ramai. Dengan begitu semoga dirimu akan terus berkembang menjadi versi yang lebih baik lagi.

Diriku, tolong tekan hingga habis sifat harus sempurna yang kau miliki. Yang harus kau lakukan bukan menjadi sempurna tapi menjadi baik. Jika kau sudah berusaha cukup baik ya itu cukup.

Hatiku, tolong berbaiklah pada diriku. Jangan bebankan hati pada hal yang tidak perlu. Jangan salahkan hatimu karena hal yang tidak sempurna. tidak usah merasa kecewa pada kekecewaan orang lain juga. Tidak semua yang tidak berjalan sempurna  adalah salahmu. Atur rasa kecewa mu dengan baik agar tidak mudah jatuh pada hal-hal yang memang seharusnya.


Komentar

Postingan Populer