Bukti nyata
Beberapa minggu lalu, gua presentasi makalah tentang solusi ketimpangan ekonomi dalam pelajaran ekonomi mikro. Sebelum membahas solusi, dalam makalah di cantumkam faktor faktor ketimpangan ekonomi. Salah satu dari sekian banyak faktor penyimpangan ekonomi itu adalah terbatasnya lapangan pekerjaan dan semakin banyaknya para pencari pekerjaan. Setelah gua presentasi. Ya singkat cerita gua dapet nilai dan selesai aja. Semua hal yang gua sampaikan bahkan solusi solusi yang gua pikirkan berhari hari hanya sampai di situ aja. Semuanya hanya formalitas untuk bahan makalah, presntasi dan dapet nilai. Sudah itu saja tidak lebih.
Kemudian minggu berikutnya. Gua ngga presentasi lagi, gua bantuin temen gua cari lowongan pekerjaan sampe nemenin dia ngelamar pekerjaan. Ada yang lamaran yang langsung test dan wawancara ada juga yang cuma nyimpen lamaran terus nunggu panggilan. Nah yang berkesan buat gua adalah yang ngelamar langsung test dan wawancara. Di hari itu gua di perlihatkan bagaimana faktor ketimpangan ekonomi yang ada kayak di makalah gua. Yaitu terbatasnya lapangan pekerjaan dan semakin banyaknya para pencari pekerjaan.
Gua dan temen gua datang dua puluh menit lebih cepat karena jarak yang jauh,khawatir terlambat.
Saat gua datang kesana yang dua puluh menit lebih awal itu, ternyata banyak yang lebih awal lagi. Tempat pekerjaan itu sudah dipenuhi banyak orang. Ada lebih dari seratus orang yang melamar termasuk temen gua dan dari berbagai macam usia. Dari yang seumuran sampe yang jauh di atas gua dan temen gua. Gua emang pernah mencoba melamar pekerjaan, tapi dibantu oleh saudara saudara gua yang sudah lebih dulu bekerja.
Ya istilah orang dalem gitu. Jadi gua ngga tau gimana rasanya bersaing dengan ratusan orang untuk memperebutkan beberapa posisi. Ya meski ujung ujungnya gua hanya kerja beberapa minggu aja. (Ngga bersyukur, jangan ditiru)
Temen gua ngga berhenti khawatir, takut ngga di terima, takut ini takut itu. Gua jadi mikir betapa kufur nikmatnya gua saat bisa ngelamar kerja dengan mudah malah milih buat kuliah aja. Ah sudahlah disini bukan mau ngebahas gua.
Oke lanjut, menurut info paling di terima hanya beberapa karena memang hanya membutuhkan beberapa orang saja. Gua jadi berfikir. Oh ini toh bukti nyata dari salah satu faktor ketimpangan ekonomi yang gua pelajari. Hasil testnya sih emang belum keluar. Gua juga ngga tau temen gua diterima apa kagak. Tapi yang pasti gua bisa ngebayangin gimana perasaan mereka yang ditolak. Terutama yang benar benar berharap pada pekerjaan ini. Belum lagi pad orang orang dibelakang mereka yang menunggu mereka mendapat pekerjaan.
Mungkin bagi mereka yang hanya iseng iseng melamar tidak masalah jika di tolak, tapi bagi mereka yang bersungguh sungguh dan sangat membutuhkan itu menjadi masalah besar. Yang akan mempengaruhi kehidupan mereka, orang orang yang berharap pada mereka hingga menjadi kesatuan yang besar.
Dari situ gua jadi mikir. Harusnya solusi solusi gua yang gua pikirin berhari hari gua realisasikan, tidak hanya formalitas untuk dapet nilai bagus, dapet ipk gede yang ujung ujung kalau gua lulus nanti, gua bakal jadi bagian dari mereka juga. Jadi satu dari sekian banyak orang yang memperebutkan satu posisi.
Salah satu solusi mengurangi ketimpangan ekonomi yang gua pikirkan adalah menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga membantu memperbanyak lapangan pekerjaan. Gua ngga bisa jamin diri gua bakal menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, gua juga ngga tau apa gua bakal kerja pada diri gua sendiri atau mencari pekerjaan pada orang lain. Tapi yang pasti, siapapun kalian yang baca tulisan ini. Semoga bisa membantu merealisasikan salah satu solusi gua ini.
Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar